Senin, 09 Juni 2014

Proses Pencucian dan Pengolahan Film

a.      Manual Processing
1.      Pembangkit (developer)
Pembangkitan merupakan tahap pertama dalam pengolahan film. Pada tahap ini perubahan terjadi sebagai hasil dari penyinaran. Dan yang disebut pembangkitan adalah perubahan butir-butir perak halida di dalam emulsi yang telah mendapat penyinaran menjadi perak metalik atau perubahan dari bayangan laten menjadi bayangan tampak. Lamanya film dalam cairan pembangkitan tergantung dari kualitas cairan developer, bila cairan dalam keadaan baik (baru) waktu yang dibutuhkan relative singkat sesuai penglihatan radiographer, sebaliknya bila cairan developer dalam keadaan kurang baik (sering digunakan) waktu yang dibutuhkan akan lebih lama disbanding cairan baru. Pada umumnya teori tentang waktu pemrosesan pada developer adalah 4 menit.
2.      Pembilasan Pertama (rinsing)
Merupakan tahap selanjutnya setelah pembangkitan. Pada waktu film dipindahkan dari tangki cairan pembangkit, cairan pembilas akan membersihkan film dari larutan pembangkit agar tidak terbawa ke dalam proses selanjutnya. Cairan pembangkit yang tersisa masih memungkinkan berlanjutnya proses pembangkitan walaupun film telah dikeluarkan dari larutan pembangkit. Apabila pembangkitan masih terjadi pada proses penetapan maka akan membentuk kabut dikroik (dichroic fog) sehingga foto hasil tidak memuaskan. Proses yang terjadi pada cairan pembilas yaitu memperlambat aksi pembangkitan dengan membuang cairan pembangkit dari permukaan film dengan cara merendamnya ke dalam air.
3.      Penetapan (fixing)
Diperlukan untuk menetapkan dan membuat gambaran menjadi permanen dengan menghilangkan perak halida yang tidak terkena sinar-X. Tanpa mengubah gambaran perak metalik. Tujuan dari tahap penetapan ini adalah untuk menghentikan aksi lanjutan yang dilakukan oleh cairan pembangkit yang terserap oleh emulsi film sehingga tidak ada perubahan pada bayangan foto,. Pada proses ini juga diperlukan adanya pengerasan untuk memberikan perlindungan terhadap kerusakan dan untuk mengendalikan akibat penyerapan uap air.
4.      Pembilasan Akhir (washing)
Setelah film menjalani proses penetapan maka akan terbentuk perak komplek dan garam. Pencucian bertujuan untuk menghilangkan bahan-bahan tersebut dalam air. Tahap ini sebaiknya dilakukan dengan air mengalir agar dan air yang digunakan selalu dalam keadaan bersih.
5.      Pengeringan (drying)
Merupakan tahap akhir dari siklus pengolahan film. Tujuan pengeringan adalah untuk menghilangkan air yang ada pada emulsi. Hasil akhir dari proses pengolahan film adalah emulsi yang tidak rusak, bebas dari partikel debu, endapan kristal, noda, dan artefak. Cara yang paling umum digunakan untuk melakukan pengeringan adalah dengan udara. Ada tiga faktor penting yang mempengaruhinya, yaitu suhu udara, kelembaban udara, dan aliran udara yang melewati emulsi.
b. Automatic processing
1.      Prinsip Kerja Alat
Fungsi dari pada APF adalah mencuci film hasil foto secara otomatis. Dengan proses mencuci film memakai cairan Develover, Fixer, dan air kemudian dikeringkan dengan elemen sehingga film lebih cepat kering.
2.  Cara Kerja Alat
Film yang sebelumya sudah melalui proses photo dengan menggunakan Xray, kemudian diproses pada ruang gelap. Pada ruang gelap proses pencucian film menggunakan alat yang dinamakan APF (Automatic Procesing Film). Pada alat ini pencucian film dilakukan dengan tiga cairan yaitu Fixer, Developer, dan air proses pencetaan film hanya membutuhkan waktu 3 menit kurang sehingga penggunaan waktu relative lebih efisien dibandingkan dengan cara manual. Pengoperasian cetak film pada mesin ini dibantu oleh motor yang berfungsi sebagai penggerak gigi(gear) yang kemudian memutarkan roll yang membawa film pada bak developer, fixer dan air.
 

1 komentar:

  1. pengolahan air buangan bekas pencucian filmnya seperti apa ya

    BalasHapus