a. Manual Processing
1. Pembangkit (developer)
Pembangkitan
merupakan tahap pertama dalam pengolahan film. Pada tahap ini perubahan
terjadi sebagai hasil dari penyinaran. Dan yang disebut pembangkitan
adalah perubahan butir-butir perak halida di dalam emulsi yang telah
mendapat penyinaran menjadi perak metalik atau perubahan dari bayangan
laten menjadi bayangan tampak. Lamanya film dalam cairan pembangkitan
tergantung dari kualitas cairan developer, bila cairan dalam keadaan
baik (baru) waktu yang dibutuhkan relative singkat sesuai penglihatan
radiographer, sebaliknya bila cairan developer dalam keadaan kurang baik
(sering digunakan) waktu yang dibutuhkan akan lebih lama disbanding
cairan baru. Pada umumnya teori tentang waktu pemrosesan pada developer
adalah 4 menit.
2. Pembilasan Pertama (rinsing)
Merupakan
tahap selanjutnya setelah pembangkitan. Pada waktu film dipindahkan
dari tangki cairan pembangkit, cairan pembilas akan membersihkan film
dari larutan pembangkit agar tidak terbawa ke dalam proses selanjutnya.
Cairan pembangkit yang tersisa masih memungkinkan berlanjutnya proses
pembangkitan walaupun film telah dikeluarkan dari larutan pembangkit.
Apabila pembangkitan masih terjadi pada proses penetapan maka akan
membentuk kabut dikroik (dichroic fog) sehingga foto hasil tidak
memuaskan. Proses yang terjadi pada cairan pembilas yaitu memperlambat
aksi pembangkitan dengan membuang cairan pembangkit dari permukaan film
dengan cara merendamnya ke dalam air.
3. Penetapan (fixing)
Diperlukan
untuk menetapkan dan membuat gambaran menjadi permanen dengan
menghilangkan perak halida yang tidak terkena sinar-X. Tanpa mengubah
gambaran perak metalik. Tujuan dari tahap penetapan ini adalah untuk
menghentikan aksi lanjutan yang dilakukan oleh cairan pembangkit yang
terserap oleh emulsi film sehingga tidak ada perubahan pada bayangan
foto,. Pada proses ini juga diperlukan adanya pengerasan untuk
memberikan perlindungan terhadap kerusakan dan untuk mengendalikan
akibat penyerapan uap air.
4. Pembilasan Akhir (washing)
Setelah
film menjalani proses penetapan maka akan terbentuk perak komplek dan
garam. Pencucian bertujuan untuk menghilangkan bahan-bahan tersebut
dalam air. Tahap ini sebaiknya dilakukan dengan air mengalir agar dan
air yang digunakan selalu dalam keadaan bersih.
5. Pengeringan (drying)
Merupakan
tahap akhir dari siklus pengolahan film. Tujuan pengeringan adalah
untuk menghilangkan air yang ada pada emulsi. Hasil akhir dari proses
pengolahan film adalah emulsi yang tidak rusak, bebas dari partikel
debu, endapan kristal, noda, dan artefak. Cara yang paling umum
digunakan untuk melakukan pengeringan adalah dengan udara. Ada tiga
faktor penting yang mempengaruhinya, yaitu suhu udara, kelembaban udara,
dan aliran udara yang melewati emulsi.
b. Automatic processing
1. Prinsip Kerja Alat
Fungsi
dari pada APF adalah mencuci film hasil foto secara otomatis. Dengan
proses mencuci film memakai cairan Develover, Fixer, dan air kemudian
dikeringkan dengan elemen sehingga film lebih cepat kering.
2. Cara Kerja Alat
Film
yang sebelumya sudah melalui proses photo dengan menggunakan Xray,
kemudian diproses pada ruang gelap. Pada ruang gelap proses pencucian
film menggunakan alat yang dinamakan APF (Automatic Procesing Film).
Pada alat ini pencucian film dilakukan dengan tiga cairan yaitu Fixer,
Developer, dan air proses pencetaan film hanya membutuhkan waktu 3 menit
kurang sehingga penggunaan waktu relative lebih efisien dibandingkan
dengan cara manual. Pengoperasian cetak film pada mesin ini dibantu oleh
motor yang berfungsi sebagai penggerak gigi(gear) yang kemudian
memutarkan roll yang membawa film pada bak developer, fixer dan air.
sumber : http://rizdhajihan.blogspot.com
pengolahan air buangan bekas pencucian filmnya seperti apa ya
BalasHapus