Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...
blogspot. kata yang sering saya dengar, tapi saya tidak tahu cara membuat blog. Dengan adanya mata kuliah ict, dan materi blog saya jadi bisa membuat blog dan berbagi informasi seputar radiologi yang saya ketahui.. Blog ini juga saya buat dengan tujuan untuk memenuhi tugas dari pak bambang yaitu mata kuliah ict.di ATRO muhammadiyah makassar.
pengalaman selama di atro, pernah mendapat nilai yang sangat mengecewakan, yaitu mendapat nilai c, pada mata kuliah matematika.
terimah kasih. wasalam.
RADIOLOGI IT'S FUN
Selasa, 10 Juni 2014
KUALITAS GAMBAR RADIOGRAFI
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS GAMBARAN
1. Densitas
Yaitu tingkat derajat kehitaman suatu
gambaran radiografi. Kehitaman terjadi karena adanya interaksi antara
sinar-x dan emulsi film. Emulsi film akan menghitam jika nilai mAs
dinaikkan. densitas yang tinggi didapat pada area yang terpapar langsung
oleh sinar-x
Densitas dipengaruhi oleh:
a. Kilovolt (kV)
Menunjukkan kualitas sinar-x karena berhubungan dengan kemampuan sinar-x dalam menembus bahan
b. Mili Amphere (mA)
Menunjukan besarnya arus yang terjadi selama eksposi berlangsung.
c. Second (s)
Waktu eksposi/lamanya sinar-x yang keluar saat pemotretan dalam satuan detik.
d. mAs
kualitas sinar yang dihasilkan
e. FFD (Focus Film Distance)
Jarak pemotretan dari fokus pesawat ke film.
f. Ketebalan objek
Semakin tebal objek yang akan difoto, faktor eksposi semakin meningkat
g. Luas lapangan penyinaran
Intensitas sinar-x yang keluar dari tube sinar-x
Kontras
Perbedaan gambaran antara derajat kehitaman dan putih akibat adanya perbedaan daya absorbsi objek terhadap sinar-x.
Kontras radiografi dibagi menjadi 2:
- Kontras subjektif : perbedaan persepsi/penilaian mata , masing-masing orang dalam membedakan kontras radiografi.
- Kontras objektif : perbedaan gambaran hitam dan putih yang diukur dengan alat densitometer.
Faktor yang mempengaruhi kontras radiografi:
- Tegangan tabung
- Perbedaan koefisien atenuasi linear gambar, dipengaruhi oleh kerapatan jenis dan nomor atom objek.
- Radiasi hambur akan menurunkan nilai kontras
- Penggunaan grid akan meningkatkan kontras radiografi dengan menyerap radiasi hambur.
- Processing film : agitasi yang terlalu lama menyebabkan gambaran hitam meningkat (kontras menurun), cairan processing yang lemah menyebabkan kontras menurun.
3. Ketajaman gambar
Ketajaman gambar dipengaruhi oleh:
1. Faktor geometrik
Faktor yang berhubungan dengan pembentukan bayangan.
Dipengaruhi oleh:
a. Ukuran fokus
Setiap pesawat rontgen memiliki perbedaan ukuran fokus. Semakin kecil fokus, semakin tajam hasil gambaran
b. Jarak
Semakin jauh FFD atau semakin dekat OFD maka semakin tajam gambaran
2. Faktor pergerakan
Faktor yang berhubungan dengan objek dan pergerakannya.
2 macam pergerakan:
- Pergerakan subjektif, yaitu pergerakan yang disebabkan oleh organ-organ yang bergerak secara sadar, contoh: denyut jantung, paru-paru, dll yang menyebabkan kekaburan gambaran.
- Pergerakan objektif, yaitu pergerakan dari objek yang dapat dikendalikan secara sadar, contoh : pada tulang.
3. Faktor Fotografi
Faktor yang berhubungan dengan pencatatan bayangan
Sumber : http://iinsaputri94.blogspot.com
Senin, 09 Juni 2014
FAKTOR EKSPOSI
Faktor eksposi ( factor penyinaran ) terdiri dari kV ( kilo volt ),
mA ( mili Amper ) dan s ( second ) . kV adalah satuan beda potensial
yang diberikan antara katoda dan anoda didalam tabung Roentgen. KV akan
menentukan Kualitas sinar - x. mA adalah suatu arus tabung, dan s adalah
satuan waktu penyinaran. mAs akan menentukan kuantitas sinar - x.
1. Tegangan listrik (kV)
Tegangan
listrik (kV) adalah satuan beda potensial yang diberikan antara katoda
dan anoda didalam tabung Roentgen. kV atau Tegangan listrik akan
menentukan kualitas sinar-x dan daya tembus sinar-x, makin tinggi
besaran tegangan listrik yang di gunakan makin besar pula daya
tembusnya.
Dalam
menentukan tegangan listrik sebaiknya menggunakan tegangan optimal yang
mampu menghasilkan detail obyek tampak jelas. Hal-hal yang mempengaruhi
tegangan tabung adalah :
a. Jenis pemotretan
b. Ketebalan obyek
c. Jarak pemotretan
d. Perlengkapan yang digunakan
Efek yang terjadi sehubungan dengan kenaikan tegangan listrik (kV) adalah
a.Energi radiasi sinar-x akan meningkat, sehingga densitas pada film akan menigkat
b. Mengurangi kontras obye
c. Mengurangi dosis radiasi pada kulit sedangkan pada gonat meningkat
2. Arus dan waktu (mAs)
Arus
dan waktu adalah pekalian arus listrik (mA) dan waktu exposi (s), yang
mana besaran arus ini menentukan kuantitas radiasi. Dalam setiap
pemotretan pada berbagai bagian tubuh mempunyai besaran arus dan waktu
tertentu. Pada dasarnya arus tabung yang dipilih adalah pada mA yang
paling tinggi yang dapat dicapai oleh pesawat, agar waktu exposi dapat
sesingkat mungkin, sehingga dapat mencegah kekaburan gambar yang
disebabkan oleh pergerakan. Waktu exposi yang relatif panjang digunakan
pada teknik pemeriksaan yang khusus misalnya tomografi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besaran faktor eksposi adalah
1. Filter
Pada
umumnya tabung pesawat sinar-x diagnostik menggunakan filter inheret
dan biasanya di tambah dengan filter tambahan berupa aluminium yang
kalau di disatukan setara dengan 2 mm Al. Filter ini berfungsi menyaring
radiasi yang lemah. Sedangkan pada pemotretan yang menggunakan tegangan
yang rendah seperti pada teknik pemotretan mammografi, filter tambahan
tidak diperlukan akan tetapi pada pemotretan tegangan tinggi. Filter
tambahan perlu diperhitungkan.
2. Jarak pemotretan
Jarak dalam pemotretan terdiri atas:
a. Jarak fokus ke obyek (FOD = focus obyek distance)
b. Jarak obyek ke film (OFD = obyek film distance)
Bila OFD dijauhkan maka akan terjadi :
- Geometric unsharpness meningkat
- Magnifikasi (pembesaran) bertambah
c. Jarak fokus ke film ( FFD = focus film distance)
Memperpanjang jarak fokus ke film dapat menyebabkan:
-Mengurangi ketidaktajaman (kekaburan) gambaran yang disebabkan oleh faktor geometrik.
-Mengurangi magnifikasi (pembesaran) pada gambar terutama pada pemotretan thorax.
- Mengurangi dosis kulit pada pasien.
- Menaikkan arus dan waktu (mAs).
Untuk menentukan besaran mAs tehadap perubahan FFD dapat menggunakan rumus dibawah ini :
3. Luas lapangan penyinaran ( kolimasi)
Membatasi
dan mengurangi luas lapangan penyinaran pada suatu pemotretan akan
mengurangi jumlah radiasi hambur yang akan mempengaruhi kontras.
Pembatasan kolimasi disesuaikan dengan kebutuhan klinis.
4. Ukuran fokus
Pada
pesawat sinar-x diagnostik yang umum digunakan biasanya mempunyai dua
ukuran fokus yaitu fokus besar dan fokus kecil. Fokus besar digunakan
pada pemakain arus yang besar, sedangkan fokus kecil digunakan pada
pemakain arus kecil. Gambaran yang dihasilkan fokus kecil lebih tajam
dibandingkan dengan menggunakan fokus besar.
5. Film dan lembaran penguat (IS)
Kombinasi
film dan lembaran penguat harus dipilih dengan mempertimbangkan
kebutuhan akan detail dan kontras yang optimum, serta penggunaan dosis
radiasi sekecil mungkin. Biasanya digunakan kombinasi lembaran penguat
kecepatan sedang dan film cepat,sehingga faktor eksposi dapat
diperkecil.
6. Grid
Grid
merupakan alat untuk mengurangi atau mengeliminasi radiasi hambur agar
jangan sampai ke film. Grid terdiri dari lajur-lajur lapisan tipis
timbal yang di susun selang-seling diantara bahan yang tembus radiasi
misalnya plastik dan kayu. Grid digunakan terutama pada pemotretan yang
menggunakan mAs yang tinggi.
7. Jenis pemotretan
Faktor eksposi yang dipilih untuk suatu pemotretan tergantung pada :
a. Bagian tubuh yang akan diperiksa
b. Struktur yang akan difoto
c. Keadaan fisik pasien
8. Proses pengolahan film
Setiap
film harus diproses dengan teknik pengolahan film yang tepat, agar
dihasilkan gambaran yang baik. Proses pengolahan film ada dua macam
yaitu secara manual dan cara automatik. Faktor eksposi harus
mempertimbangkan proses pencucian yang digunakan serta umur cairan pada
proses pencucian film.
Selain
faktor perlengkapan di atas faktor eksposi juga dipengaruhi juga oleh
penggunaan gips pada pasien, dengan ketentuan sebagai berikut:
- Gips basah (wet pop) mAs harus dinaikkan 4 kali dari biasa.
- Gips kering (dry pop) mAs harus dinaikkan 2 kali dari biasa.
Hubungan faktor eksposi dengan tebal tipisnya objek (rule of thumb).
a) kV
Tiap bertambah atau berkurang 1 cm ketebalan objek tubuh maka kV yang digunakan harus ditambah atau dikurangi:
2 kV jika kV < 80 kV
3 kV jika kV antara 80 kV sampai dengan 100 kV
4 kV jika kV > 100 kV
Catatan: pada mAs tetap FFD tetap dan yang lainnya juga tetap.
Menurut
teori Prof. Van Der Plats didalam bukunya Medical x-ray technic. Tiap
kenaikan 1 cm kenaikan tebal tubuh penambahan kV yang digunakan adalah
5% dari semula. Misalnya kenaikan 3 cm dengan 50 kV mula-mula jadi kV yg
akan yang gunakan adalah :
1,05 x 1,05 x 1,05 = 1, 576 atau 1,16
50 kV + (16% x 60)
50 + 8 = 58 kV
Catatan: pada mAs tetap FFD tetap dan yang lainnya juga tetap.
b) mAs
Menurut Prof. Van Der Plats tiap tebal objek bertambah atau berkurang 1 cm maka mAs juga bertambah atau berkurang 25%
contoh :
tebal dari 17 cm ke 20 cm menggunakan 20 mAs,
1,25 x 1,25 x 1,25 = 1,95
20 mAs + (95% x 20)
20 + 19 = 39 mAs
Jadi mAs yg digunakan adalah 39 mAs
Catatan: pada kV tetap FFD tetap dan yang lainnya juga tetap.
Hubungan penggunaan kV dengan mAs
Tiap kenaikan 10 kV, mAs harus dikurangi 50% pada pemeriksaan radiologi antara 30 – 60 kV untuk mendapatkan hasil yang sama.
Contoh :
60 kV dan 20 mAs akan mendapatkan hasil yang sama dengan 70 kV dan 10 mAs
Atau sebaliknya
60 kV dan 20 mAs akan mendapatkan hasil yang sama dengan 50 kV dan 40 mAs
Catatan: pada FFD tetap dan yang lainnya juga tetap.
sumber : http://ilmuradiologi.blogspot.com
PESAWAT SINAR X
1.1. Pembuatan Sinar-X
Sinar-x dapat dihasilkan di dalam sebuah tabung sinar-x hampa udara.
Tabung sinar-x dibuat hampa udara agar elektron yang berasal dari katoda
tidak terhalang oleh molekul udara dalam perjalanannya menuju anoda.
Elektron-elektron tersebut akan menumbuk anoda dan terjadi proses
perubahan energi. Energi elektron sebagian besar diubah menjadi panas
(99 %) dan sebagian kecil diubah menjadi sinar-x (1 %).
Suatu tabung sinar-x mempunyai beberapa persyaratan yaitu:
1. Mempunyai sumber elektron
2. Gaya yang mempercepat gerakan elektron
3. Lintasan elektron yang bebas dalam ruang hampa
4. Alat pemusat berkas elektron
5. Penghenti gerakan elektron
Tabung sinar-x ditunjukkan pada gambar 2.1.
Gambar 2.1 Tabung sinar-x
2.2. Pesawat Sinar-X
Pesawat sinar-x adalah pesawat yang menghasilkan gelombang
elektromagnetik frekuensi tinggi (sinar-x) untuk digunakan dalam
diagnostik atau terapi. Blok diagram pesawat sinar-x ditunjukkan pada
gambar 2.2.
Gambar 2.2 Blok diagram pesawat sinar-x
Sebuah sumber tegangan tinggi dari 20 – 200 kV diperlukan untuk
menghasilkan sinar-x pada tabung sinar-x. Penentuan waktu durasi
tegangan tinggi yang dipakai pada tabung harus dibatasi dengan hati-hati
supaya pasien tidak menerima dosis yang berlebihan, film tidak menjadi
terlalu hitam, dan tabung sinar-x tidak terlalu panas. Selama tabung
sinar-x dioperasikan dalam batas termalnya, intensitas sinar-x diatur
oleh arus filamen. Sebagai sebuah proteksi terhadap kelebihan panas,
temperatur anoda dimonitor oleh pendeteksi temperatur. Jika temperaturt
anoda melebihi nilai tertentu, kelebihan panas akan dideteksi dan suplai
tegangan tinggi akan mati secara otomatis. Sebagian besar anoda tabung
sinar-x diputar oleh motor induksi untuk membatasi daya sinar-x pada
satu titik dan membantu pendinginan anoda. Sumber tegangan tinggi pada
gambar 2.2 dihasilkan oleh sebuah trafo tengangan tinggi ke tingkat 20 –
200 kV. Tegangan tinggi kemudian disearahkan dan dihubungkan ke
tabung sinar-x yang akan melewatkan arus konvensional hanya dalam satu
arah dari anoda ke katoda. Produksi sinar-x oleh anoda merupakan
radiasi bremstrahlung yang terdiri dari sebaran frekuensi.
Sinar-x dengan frekuensi rendah tidak memiliki kontribusi yang berarti
dalam data diagnostik tetapi akan meningkatkan dosis yang diterima
pasien. Untuk mereduksi sinar-x frekuensi rendah digunakan filter
aluminium sedangkan kolimator digunakan untuk membatasi luas paparan
radiasi sinar-x (Aston, 1990).
2.3 Klasifikasi Pesawat Sinar-X
Pesawat sinar-x dapat diklasifikasikan dalam beberapa kelompok.
a. Berdasarkan kegunaan
Berdasarkan kegunaannya pesawat sinar-x dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Pesawat sinar-x diagnostik
Pesawat
sinar-x diagnostik digunakan untuk melihat organ bagian dalam tubuh
seperti tulang, paru-paru, jantung dan sebagainya. Pesawat jenis ini
dapat mendeteksi adanya keretakan tulang maupun tumor pada jaringan
tubuh. Tegangan tabung sinar-x yang digunakan dalam pesawat jenis
diagnostik tidak lebih dari 150 kV.
2. Pesawat sinar-x terapi
Pesawat
sinar-x terapi digunakan untuk merusak jaringan kanker atau tumor.
Pesawat sinar-x jenis ini menggunakan tegangan tabung lebih besar dari
pesawat jenis diagnostik yaitu berkisar dari 400 kV hingga belasan MV
(Wiryosimin, 1995 ).
b. Berdasarkan Cara Penempatan
1. Pesawat sinar-x portabel
Pesawat sinar-x portabel adalah pesawat sinar-x yang dapat dipindah
pindahkan. Pesawat ini biasanya berukuran kecil. Contoh: pesawat
sinar-x jenis mobile (gambar 2.3.a ).
2. Pesawat sinar-x fixed
Pesawat sinar-x fixed adalah pesawat sinar-x yang tidak dapat dipindah pindahkan.
Gambar 2.3 Pesawat sinar-x (a) jenis mobile (b) jenis fixed
c. Berdasarkan Penerapan
Pesawat sinar-x juga dapat dibedakan berdasarkan bidang terapannya yaitu
1. Pesawat sinar-x industri
Pesawat
sinar-x industri digunakan untuk keperluan dibidang industri misalnya
untuk keperluan radiografi dalam teknik uji tak merusak, difraktometri
atau kristalografi.
2. Pesawat sinar-x medik
Pesawat
sinar-x yang digunakan dalam bidang medik dibedakan dalam dua kelompok,
yaitu jenis pesawat sinar-x diagnostik dan jenis terapi.
4.2. Pembahasan
4.2.1. Data Spesifikasi Pesawat Sinar-X
Pesawat sinar-x yang digunakan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
Orthopaedi Purwokerto adalah pesawat sinar-x jenis mobile dengan data spesifikasi sebagai berikut:
Merk : TOSHIBA
Model : IME – 100L
Daya Maksimum : 18 kW
Jenis Tabung : DRX – 1603B
Tahun Pembuatan : 2002
Pabrik Pembuat : TOSHIBA MEDICAL SYSTEMS, JAPAN
4.2.2. Bagian-Bagian Pesawat Sinar-X
Bagian-bagian pesawat sinar-x mobile model IME – 100L ditunjukkan pada gambar 4.1.
Gambar 4.1 Bagian-bagian pesawat sinar-x mobile
model IME – 100L
Keterangan gambar:
1. Tabung sinar-x 5. Panel kontrol
2. Kolimator 6. Pegangan kemudi
3. Lengan penopang 7. Bok kaset
4. Handswitch 8. Generator tegangan tinggi
4.2.3. Fungsi Tiap Bagian Pesawat Sinar-X Jenis Mobile
1. Tabung Sinar-X
Tabung sinar-x merupakan bagian pesawat yang menghasilkan sinar-x.
Tabung sinar-x yang digunakan dalam pesawat tersebut adalah jenis anoda
putar. Bagian-bagian tabung ditunjukkan pada gambar 4.2.
Gambar 4.2 Bagian-bagian tabung sinar-x
a. Katoda
Katoda adalah tempat elektron-elektron dihasilkan. Katoda terbuat dari filamen tungsten seperti diperlihatkan pada gambar 4.3.
Gambar 4.3 Konstruksi Katoda
b. Anoda
Anoda merupakan sasaran dari elektron-elektron yang dipercepat. Area tempat tumbukan elektron pada anoda disebut bidang fokus (focal spot) seperti diperlihatkan pada gambar 4.4. Bagian ini adalah tempat terbentuknya sinar-x.
Gambar 4.4 Konstruksi Anoda
c. Stator
Stator adalah sebuah kumparan yang berfungsi untuk memutar anoda.
2. Kolimator
Kolimator adalah bagian yang membatasi jumlah sinar-x yang keluar sesui
dengan luas dari objek yang dirontgen.
3. Lengan Penopang
Lengan penopang adalah bagian yang dapat diputar sehingga dapat
disesuikan dengan posisi dan jarak objek yang akan dirontgen.
4. Panel Operasi
Panel operasi adalah bagian untuk pengaturan tegangan tabung dan arus
filamen.
5. Generator Tegangan Tinggi
Generator tegangan tinggi adalah bagian yang mensuplai tegangan tinggi ke tabung sinar-x.
6. Handswitch
Handswitch adalah saklar tangan yang digunakan untuk proses pembangkitan sinar-x .
sumber : http://rasyanto.blogspot.com
Proses Pencucian dan Pengolahan Film
a. Manual Processing
1. Pembangkit (developer)
Pembangkitan
merupakan tahap pertama dalam pengolahan film. Pada tahap ini perubahan
terjadi sebagai hasil dari penyinaran. Dan yang disebut pembangkitan
adalah perubahan butir-butir perak halida di dalam emulsi yang telah
mendapat penyinaran menjadi perak metalik atau perubahan dari bayangan
laten menjadi bayangan tampak. Lamanya film dalam cairan pembangkitan
tergantung dari kualitas cairan developer, bila cairan dalam keadaan
baik (baru) waktu yang dibutuhkan relative singkat sesuai penglihatan
radiographer, sebaliknya bila cairan developer dalam keadaan kurang baik
(sering digunakan) waktu yang dibutuhkan akan lebih lama disbanding
cairan baru. Pada umumnya teori tentang waktu pemrosesan pada developer
adalah 4 menit.
2. Pembilasan Pertama (rinsing)
Merupakan
tahap selanjutnya setelah pembangkitan. Pada waktu film dipindahkan
dari tangki cairan pembangkit, cairan pembilas akan membersihkan film
dari larutan pembangkit agar tidak terbawa ke dalam proses selanjutnya.
Cairan pembangkit yang tersisa masih memungkinkan berlanjutnya proses
pembangkitan walaupun film telah dikeluarkan dari larutan pembangkit.
Apabila pembangkitan masih terjadi pada proses penetapan maka akan
membentuk kabut dikroik (dichroic fog) sehingga foto hasil tidak
memuaskan. Proses yang terjadi pada cairan pembilas yaitu memperlambat
aksi pembangkitan dengan membuang cairan pembangkit dari permukaan film
dengan cara merendamnya ke dalam air.
3. Penetapan (fixing)
Diperlukan
untuk menetapkan dan membuat gambaran menjadi permanen dengan
menghilangkan perak halida yang tidak terkena sinar-X. Tanpa mengubah
gambaran perak metalik. Tujuan dari tahap penetapan ini adalah untuk
menghentikan aksi lanjutan yang dilakukan oleh cairan pembangkit yang
terserap oleh emulsi film sehingga tidak ada perubahan pada bayangan
foto,. Pada proses ini juga diperlukan adanya pengerasan untuk
memberikan perlindungan terhadap kerusakan dan untuk mengendalikan
akibat penyerapan uap air.
4. Pembilasan Akhir (washing)
Setelah
film menjalani proses penetapan maka akan terbentuk perak komplek dan
garam. Pencucian bertujuan untuk menghilangkan bahan-bahan tersebut
dalam air. Tahap ini sebaiknya dilakukan dengan air mengalir agar dan
air yang digunakan selalu dalam keadaan bersih.
5. Pengeringan (drying)
Merupakan
tahap akhir dari siklus pengolahan film. Tujuan pengeringan adalah
untuk menghilangkan air yang ada pada emulsi. Hasil akhir dari proses
pengolahan film adalah emulsi yang tidak rusak, bebas dari partikel
debu, endapan kristal, noda, dan artefak. Cara yang paling umum
digunakan untuk melakukan pengeringan adalah dengan udara. Ada tiga
faktor penting yang mempengaruhinya, yaitu suhu udara, kelembaban udara,
dan aliran udara yang melewati emulsi.
b. Automatic processing
1. Prinsip Kerja Alat
Fungsi
dari pada APF adalah mencuci film hasil foto secara otomatis. Dengan
proses mencuci film memakai cairan Develover, Fixer, dan air kemudian
dikeringkan dengan elemen sehingga film lebih cepat kering.
2. Cara Kerja Alat
Film
yang sebelumya sudah melalui proses photo dengan menggunakan Xray,
kemudian diproses pada ruang gelap. Pada ruang gelap proses pencucian
film menggunakan alat yang dinamakan APF (Automatic Procesing Film).
Pada alat ini pencucian film dilakukan dengan tiga cairan yaitu Fixer,
Developer, dan air proses pencetaan film hanya membutuhkan waktu 3 menit
kurang sehingga penggunaan waktu relative lebih efisien dibandingkan
dengan cara manual. Pengoperasian cetak film pada mesin ini dibantu oleh
motor yang berfungsi sebagai penggerak gigi(gear) yang kemudian
memutarkan roll yang membawa film pada bak developer, fixer dan air.
sumber : http://rizdhajihan.blogspot.com
Definisi:Radiologi
Radiologi adalah cabang atau spesialisasi kedokteran yang berhubungan
dengan studi dan penerapan berbagai teknologi pencitraan untuk
mendiagnosis dan mengobati penyakit. Pencitraan dapat menggunakan
sinar-X, USG, CT scan, tomografi
emisi positron (PET) dan MRI.Pencitraan tersebut menciptakan gambar
dari konfigurasi dalam dari sebuah objek padat, seperti bagian tubuh
manusia, dengan menggunakan energi radiasi. Radiologi juga kadang-kadang
disebut radioskopi atau radiologi klinis. Radiologi intervensi adalah prosedur medis dengan bimbingan teknologi pencitraan.
Pencitraan medis biasanya dilakukan oleh ahli radiografi atau penata rontgen. Seorang radiolog (dokter spesialis radiologi) kemudian membaca atau menginterpretasikan gambar untuk menentukan cedera, menentukan seberapa serius cedera tersebut atau membantu mendeteksi kelainan seperti tumor. Itulah sebabnya mengapa pasien seringkali harus menunggu untuk mendapatkan hasil “resmi” sinar-X atau gambar lainnya bahkan setelah dokter utamanya telah mengkajinya. Seorang spesialis radiologi juga harus menginterpretasikan hasil dan berkonsultasi dengan dokter utama untuk menegakkan diagnosis yang akurat. Klinik dan fasilitas medis yang tidak mempekerjakan spesialis radiologi harus mengirimkan gambar keluar untuk interpretasi dan menunggu temuan.
sumber : http://kamuskesehatan.com
Pencitraan medis biasanya dilakukan oleh ahli radiografi atau penata rontgen. Seorang radiolog (dokter spesialis radiologi) kemudian membaca atau menginterpretasikan gambar untuk menentukan cedera, menentukan seberapa serius cedera tersebut atau membantu mendeteksi kelainan seperti tumor. Itulah sebabnya mengapa pasien seringkali harus menunggu untuk mendapatkan hasil “resmi” sinar-X atau gambar lainnya bahkan setelah dokter utamanya telah mengkajinya. Seorang spesialis radiologi juga harus menginterpretasikan hasil dan berkonsultasi dengan dokter utama untuk menegakkan diagnosis yang akurat. Klinik dan fasilitas medis yang tidak mempekerjakan spesialis radiologi harus mengirimkan gambar keluar untuk interpretasi dan menunggu temuan.
sumber : http://kamuskesehatan.com
Langganan:
Postingan (Atom)